div class='cap-right'/>

Sabtu, 11 April 2015

Fire Opal dari Wonogiri

Fenomena demam batu akik dan batu permata melanda ke seluruh pelosok negeri. Para penggemar berburu batu permata hingga ke pelosok desa. Bahkan, para kolektor tidak segan mendatangi lokasi penambangan untuk mendapatkan akik yang sesuai yang diinginkan. Alhasil, para penambang dan perajin terkadang kewalahan memenuhi permintaan pasar.

Wonogiri yang menjadi salah satu daerah penghasil batu akik pun tidak luput dari sasaran pemburu batu permata. Apalagi, kabupaten itu mempunyai batu mulia yang khas, yakni fire opal atau barjad api. Is Iswanto, salah seorang penambang batu jenis fire opal dari Dusun Simpangan, Desa Hargantoro mengungkapkan, batu mulia tersebut biasa mereka gali dari tebing-tebing Bukit Manggal. Untuk naik ke titik penggalian, mereka harus menggunakan tiga tangga sekaligus.

Sebab titik penggalian berada pada ketinggian belasan hingga puluhan meter dari kaki bukit. Karena sulitnya medan pencarian itu, harganya mencapai jutaan rupiah per biji. Meski demikian, tetap banyak saja banyak orang yang datang untuk mencari fire opal. “Ada yang dari Yogya, Solo, Semarang, Pacitan, bahkan dari Jakarta,” katanya.
Menurut praktisi pertambangan asal Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri menjadi salah satu penghasil batu akik karena usia bebatuan di daerah itu sudah terbilang tua. “Sehingga sebagian unsur mineral di alam sudah bermetamorfosis menjadi batu mulia,” katanya. Usia batu mulia Wonogiri termasuk tua karena berada pada jalur pegunungan purba yang membentang dari Gunung Kidul (DIY), Wonogiri (Jateng), hingga Pacitan (Jatim). Pegunungan purba itu muncul dari desakan lempeng bumi, sehingga wilayah Wonogiri kemudian terangkat lalu membentuk pegunungan dan perbukitan.

Salah satu jenis batu mulia khas Wonogiri yang sedang naik daun adalah fire opal. Batu tersebut mempunyai karakteristik yang unik. Kristal di dalamnya mampu memantulkan dan membiaskan cahaya, sehingga hampir menyerupai nyala api. Ada beberapa varian fire opal. Antara lain kuning teh, hijau cincau, putih, biru, dan paling mahal adalah yang memiliki warna merah cerah.
Batu tersebut bisa dijumpai di gunung purba yang belum mengalami erosi, sehingga lapisan tanahnya masih dalam kondisi formasi utuh. “Itulah sebabnya, material penyusun opal terdiri atas silika dan H2O. Batu Fire opal banyak dijumpai di Bukit Manggal Kecamatan Tirtomoyo dan Gunung Muser Kecamatan Kismantoro. Menurut saya, kwalitas batu fire opal Wonogiri terbaik di dunia karena tingkat kekerasannya mencapai 5,2-5,7 skala Mohs,” terangnya. Pada musim hujan, fire opal semakin langka. Karena batu mulia itu ditambang dari tebing-tebing yang curam dan akan menjadi licin ketika hujan tiba. Sehingga harganya pun melambung dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per biji. Meskipun demikian, para penggemar tetap berdatangan ke pengrajin dan penambang untuk memburu batu mulia khas Wonogiri itu.

Jenis Kristal Wonogiri juga menyimpan batuan mulia jenis kristal amethyst. Jika mineral penyusunnya mengalami pemanasan epithermal kemudian diikuti pendinginan yang sempurna, akan menciptakan kristal-kristal yang bagus. Hasil pemolesan kristal amethyst bisa menciptakan varian akik lavender dan kecubung. Ada pula kristal amethyst berwarna merah dengan kristal yang belum sempurna.

Harganya mencapai ratusan ribu rupiah per biji. Ada juga batu bonglot yang menjadi khas daerah Kahyangan, Kecamatan Tirtomoyo. batuan itu mengandung unsur besi yang tinggi seperti halnya badar besi. Warnanya hitam berkabut dan terkadang dijumpai urat-urat emas di dalamnya. “Harganya juga ratusan ribu per biji. Kalau kualitasnya bagus, bisa sampai jutaan rupiah,” imbuhnya.

Selain jenis bayu fire opal, di wilayah Wonogiri juga terdapat batu jenis Jasper. Batu jasper merah hati bisa menghasilkan varian akik ati ayam, jasper hijau bisa memunculkan akik nogosui, dan jasper multiwarna bisa memunculkan akik pancawarna. Jasper banyak dijumpai di Kecamatan Kismantoro, Karangtengah, Tirtomoyo, dan Jatiroto. “Harga akik berbahan jasper biasa kurang dari Rp 100.000. Tapi yang pancawarna bisa lebih dari Rp 100.000 per biji,” katanya.

Adapun batu jenis carnelian dan chalsedony juga bisa menghasilkan varian batu akik red tomato, red baron, yaman atau sulaiman. Harga red tomato dan red baron bisa lebih dari Rp 500.000 per biji. “Carnelian dan chalsedony banyak dijumpai di Sungai Wiroko dan Sungai Sukoharjo,” ujarnya.


Batuan mulia dari Wonogiri lainnya adalah agate, badar lumut dan badar tawon. Akik badar lumut unik karena terdapat serat yang menyerupai lumut di dalamnya. Adapun badar tawon terdapat serat yang menyerupai sarang tawon. “Badar tawon bisa dijumpai di daerah Purwantoro dan Kismantoro,” imbuhnya. Walyono (49), perajin batu mulia Permata Sari, Dusun Wates RT2 RW5 Kelurahan/Kecamatan Giriwoyo mengatakan, setelah dipoles dan dibentuk, harga batu fire opal bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. “Fire opal sedang ngetren sekarang dan jadi target buruan kalangan kolektor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar